Nizwar Affandi: APBD Lampung Diduga Ada Kebocoran

KIRKA – Pengamat Pembangunan Daerah Nizwar Affandi menilai bahwa fungsi APBD yang ada sebagai stimulus perekonomian daerah tidak berjalan dengan baik.

Sebab, dibawah kepemimpinan Arinal Djunaidi sebagai orang nomor di Bumi Ruwa Jurai pertumbuhan ekonomi Lampung menduduki peringkat terakhir se-Sumatera pada triwulan pertama tahun 2021.

“Kalau belanjanya tidak mampu memberi daya ungkit ekonomi. Artinya fungsi APBD sebagai stimulus perekonomian daerah nggak jalan,” sindir dia, Rabu 21 Juli 2021.

Oleh karena itu, ada beberapa dugaan yang memungkinkan hal itu bisa terjadi. Pertama, adanya kebocoran. Kedua, pemborosan dan ketiga tidak tepat sasaran.

“Karena itu patut diduga salah satu atau kombinasi dari tiga kemungkinan, bocor, boros atau tidak tepat sasaran,” tegas dia.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mendapat apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait dengan realisasi belanja APBD 2021.

Apresiasi ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah M Ardian Noervianto saat memberi keterangan pers soal realisasi anggaran pendapatan belanja tahun 2021 secara virtual, Senin, 19 Juli 2021 lalu.

Realisasi pendapatan Pemprov Lampung mencapai 49,97 persen.Sementara untuk realisasi belanja daerah mencapai 47,52 persen.

Bahkan, Lampung menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan realisasi belanja tertinggi.

“Kami berikan apresiasi untuk Lampung yang jarak antara belanja dan pendapatan tidak terlalu jauh. Ini suatu prestasi bagi Provinsi Lampung yang mengejar realisasi belanja hampir mendekati pendapatannya,” ucap dia.