KIRKA – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, kembali dihantam gelombang kritik keras.
Menteri di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini dikenal dengan jargon ambisius “3 Juta Rumah” dan citra pro-rakyat, namun temuan survei terbaru dan kondisi lapangan menampilkan kontras yang mencolok dari retorika tersebut.
Pusat Survei Indonesia (ISC) baru-baru ini memasukkan nama Maruarar Sirait ke dalam “rapor merah” menteri dengan tingkat kepuasan rendah.
Data ini dianggap sebagai tamparan keras bagi menteri yang mengemban tugas krusial merevolusi hunian rakyat tetapi dinilai gagal memenuhi harapan.
Direktur Politic and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menyatakan bahwa hasil survei ini semakin menguatkan keraguan publik.
Ia bahkan membandingkan situasi yang dialami Sirait dengan kondisi serupa yang menimpa Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana.
”Kami mempertanyakan mengapa Presiden Prabowo masih mempertahankan mereka. Survei ISC bersifat ilmiah dan mengungkap fakta suara rakyat,” tegas Jerry Massie pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Jerry menilai bahwa pola ini sudah terlihat sejak awal. Meskipun angka program perumahan terus digaungkan, efektivitas dan realisasi program 3 Juta Rumah di lapangan jauh dari ekspektasi publik.
”Birokrasi yang lamban dan serapan anggaran yang minim akan terus menarik sorotan publik. Saya kasihan melihat posisi Presiden Prabowo,” tambahnya.
Dalam situasi ini, menurut Jerry, publik dan kritikus mulai menuntut jawaban: apakah Maruarar Sirait hanya sekadar menjual visi dan retorika tanpa implementasi?
”Apakah rapor merah ISC akan melemahkan posisi politiknya, atau justru memicunya untuk bertindak nyata di lapangan? Saya cenderung pesimistis,” ujar Jerry.
Dukungan terhadap pesimisme ini datang dari survei Lembaga Indikator awal 2025 yang mencatat bahwa hanya 31,2 persen publik yang mengetahui program 3 Juta Rumah yang menjadi tanggung jawab Kementerian PKP.
Artinya, mayoritas masyarakat belum merasakan atau mendengar ambisi besar ini.
Fakta lain dari Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menambah daftar kegagalan. Hingga 28 Juli 2025, realisasi rumah subsidi baru mencapai 137.015 unit, jauh dari target 350.000 unit.
“Realisasi ini bahkan belum mencapai 40 persen dari target. Ini adalah kegagalan yang sulit ditutupi oleh retorika manis,” tandas Jerry Massie.
Hasil Survei ISC: Enam Menteri Kabinet Merah Putih di Bawah Tekanan
ISC merilis hasil survei terbarunya menjelang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran.
Survei tatap muka ini melibatkan 1.200 responden berusia 17 tahun ke atas, dengan margin of error ±2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei tersebut mengidentifikasi enam menteri Kabinet Merah Putih yang menerima rapor merah karena tingkat kepuasan publik mereka berada di bawah 40 persen.
Nama-nama tersebut adalah:
- Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni: Tingkat Kepuasan 24 persen (terendah).
- Menteri Hukum dan HAM Natalius Pigai: 26 persen.
- Menteri ESDM Bahlil Lahadalia: 28 persen.
- Menteri Desa dan PDT Yandri Susanto: 31 persen.
- Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana: 36 persen.
- Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait: 38 persen.
Direktur Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, berpendapat bahwa temuan ISC ini harus segera menjadi bahan evaluasi mendesak bagi Presiden Prabowo Subianto. Ia menekankan perlunya perbaikan kinerja dari menteri-menteri yang disorot.
“Hasil survei ini berfungsi sebagai cermin bagi Presiden dan para menterinya. Publik telah menyampaikan penilaian langsung terhadap kinerja kabinet,” ujar Iwan di Jakarta, Jumat (3/10/2025).
Iwan menegaskan bahwa survei ISC memberikan gambaran nyata tentang performa menteri di mata masyarakat.
“Survei ini jelas memperlihatkan sejauh mana kinerja menteri-menteri kabinet Merah Putih dinilai oleh publik,” tutup Iwan Setiawan.